Saturday, February 26, 2011

ketika hollywood capcuss

Hollywood stop distribusi film mereka ke Indonesia?

Asli ya, panik banget saya pas awal-awal pemberitaan ini muncul. Gak kebayang kalo XXI isinya film-film Indonesia yang sebenernya film bokep tapi berkedok film horror.. hiiiiy, gak kebayang dan gakk mau ngebayangin.. o_O bukannya film Indnesia jelek sih, ada beberapa yang bagus bahkan sangat bermutu, tapi jumlahnya masih amat sedikit.

Saya setuju ama argumennya Mba Mira Lesmana yang di kemukakan lewat twitternya. Nih, saya kasih tau ya doi berkicau apa..

@MirLes Mira Lesmana


1.Kita harus sadar bahwa mendapatkan akses menonton film lokal maupun asing adalah hak masyarakat yg harus dijaga & dipertahankan.

2. Pajak film tidak hanya dibebankan kepada film asing, film Indonesia juga menderita karena tekanan pajak yg berat. Hanya saja...

3. Para pengedar film asing lebih kompak daripada pembuat film Indonesia. Mereka serempak memboikot perlakuan yg tidak adil ini..

4. Sementara para pembuat film Indonesia tercerai berai sibuk dgn kepentingan masing2 atau sibuk membuat kubu 'moral' & 'anti moral'

5. Membayar pajak adalah kewajiban masyarakat, tak terkecuali pembuat, pengedar dan penonton film. TAPI…

6. Adalah KEWAJIBAN PEMERINTAH untuk menyalurkan kembali penghasilan pajak film (alias uang rakyat) bagi kepentingan perfilman.

7. Artinya, dgn beban pajak yg tinggi, seharusnya penonton lbh leluasa menikmati film & pembuat film juga lbh leluasa membuat film dst.

8. Sekarang, pajak film berlebihan & perfilman tetap terbelakang. Sekolah film saja cuma segelintir & berdiri tanpa dukungan pemerintah.

9. Lucunya, banyak yg menganggap hilangnya film asing di bioskop kita akan menguntungkan perfilman Indonesia. Menurut saya sebaliknya!

10. Siapapun sadar, kualitas film Indonesia masih banyak yang dibawah standar. Karenanya...

11. Masih sangat dibutuhkan film2 asing yg bermutu untuk ditonton/ dipelajari baik oleh pembuat maupun penonton film di Indonesia.

12. Dan yg saya maksud dgn ditonton, tentunya di gedung bioskop, bukan melalui dvd bajakan.

13. Pemboikotan peredaran film asing di Indonesia adalah langkah cerdas. Ada ketidakadilan pajak & mereka bertindak. Siapa yg rugi?

14. Yang rugi penonton: Kehilangan film bermutu, Bioskop: Kehilangan penonton...akhirnya tutup...lalu Film Indonesia: Kehilangan bioskop!

15. Hak kita telah dirampas. Bebaskan perfilman dari pajak yang berlebihan & salurkan pajak film ke pendidikan film di Indonesia!

Begitu kalo menurut mba Mira Lesmana. Kalo saya pribadi sih sedikit banyak setuju ama apa yang dibilangin mba MiLes. Soalnya cukup banyak film-film Hollywood yang saya nanti-nanti tahun ini. Tapi kalo emang ga diputer di XXI, mungkin akan lebih baik karena saya akan nonton DVD bajakannya aja, lebih murah toh? Nahlo, bukankah Negara jadi semakin rugi? Film bajakan juga gak bayar pajak toh? Heehee,,

well, tapi ambil positifnya deh ya. semoga dengan keadaan kayak gini, para pembuat film di Indonesia makin giat bikin film yang bermutu deh ya.. Bermutu jalan ceritanya, bermutu efek visualnya, pokoknya yang bagus ya.. :p

Gimana kalo menurut anda masing-masing? Terserah pribadi masing-masing menilai.. :)

No comments:

Post a Comment