Monday, August 17, 2015

Satu Frekuensi

Okay, lagi2 gue mau nulis soal jodoh, cinta dan pernikahan. Dan ini stuck in my mind for so long. Gue bukan lagi puber loh yah, hahhaha..

Wanita muslim mana yang gak mau punya suami lelaki soleh. Gue rasa sebejat-bejatnya wanita pasti mau punya lelaki soleh. Hanya masalahnya ketika dihadapkan dengan masalah ‘jodoh’ semua akan berakhir dengan kesamaan frekuensi.

Satu frekuensi, akan memberikan rasa “klop” di antara keduanya. Gue pernah baca, Hati hanya butuh tiga detik untuk saling mencocokkan, gak perlu lama2 kok disaat tiga detik itu hati kita akan saling mengirimkan gelombang frekuensinya. Bila mereka cocok, dalam sekejap setengah dari jiwa kita yang belum lengkap akan menjadi utuh (soulmate). Makanya ngapain juga pacaran lama-lama untuk cari pasangan nikah.

Lantas lagi-lagi gue berpikir mengenai ta’aruf. Ketika dua orang yang benar2 asing memutuskan untuk ta’aruf, apakah kesamaan frekuensi dapat ditemukan dengan membaca biodata saja? Atau ketika bertemu untuk pertama kali?

Tentunya pasti akan muncul rasa klop diantara keduanya atau minimal ketertarikan hingga keduanya memutuskan untuk melangkah ke tahap selanjutnya. So far, tiap gue liat yang ta’aruf di sekitar gue selalu excited mempersiapkan pernikahan. Ada kebahagiaan terpancar ketika mereka mempersiapkan pernikahan. Kebahagiaan ini tentu muncul dari hati karena merasa sudah menemukan belahan jiwanya.

Gak kebayang gimana jadinya kalo salah satu pihak terpaksa dalam menerima calon pasangannya. Entah karena dorongan orangtua, usia, orang sekitar, dan lainnya. Pernikahan menjadi amat sangat tidak membahagiakan tentunya. Akan sangat aneh kalo kita ke pesta pernikahan sedang salah satu mempelai berwajah murung. Atau kalaupun tersenyum seperti dipaksakan dan tidak tulus.

Gue tekankan sekali lagi, kalo emang jodoh pasti Allah SWT akan menuntun hati kita untuk merasakan jatuh cinta. Atau minimal rasa yakin, ketertarikan, ya begitulah. Tidak perlu memaksakan hati. Ada yang bilang kalo keraguan itu munculnya dari setan. Tapi gue rasa seseorang yang emang tertulis di lauhul mahfuz itu gak bisa ditolak oleh hati kita. Jadi kalo hati masih meragu ya coba wudhu trus sholat istikharah karena manusia gak tau perkara ghaib.

Wanita yang baik akan berjodoh dengan lelaki baik.
Wanita yang baik akan berjodoh dengan lelaki yang berbakat untuk menjadi baik.

Kalo orang melihat gue sebagai wanita solehah, setidaknya karena background keluarga, pakaian yang menutup aurat, pergi ke pengajian, sesungguhnya Allah-lah yang telah menutupi aib-aib gue. Gue tau kapasitas gue masih jauh dari seorang wanita solehah. Gue masih cinta dunia. Ibadah gue masih secuil banget. Males ini, males itu. Hobbi ini itu. Suka melakukan hal yang sia-sia. Dll. Tapi mau belajar? Iya. Mau berubah jadi lebih baik? Iya. Mau masuk surga? Iya.

Entah kenapa tapi selama ini kalo ta’aruf dengan calon-calon dari orangtua selalu dapet lelaki yang masyaAllah soleh. Loh, bagus dong? Iya, bagus. Tapi gue gak merasa satu frekuensi dengan mereka. Loh, trus gimana? Lo gak mau ama laki soleh gitu? Mau ama yang biasa aja? Atau jangan2 mau ama badboy? Haaafttt, it’s driving me crazy ! Biar gue jelaskan biar gak terjadi kesalahpahaman yah...

Gue tau kapasitas gue, bukan gue gak confident atau gimana. Tapi kader dakwah, hafidz, dai (?) gue cuma bakal jadi peer besar bagi mereka kemudian gue tertatih2 berusaha mengimbangi mereka yang udah jauh diatas gue. Bagus memang, gue jadi berusaha lebih keras untuk menjadi wanita dan istri yang solehah. Tapi gue mau belajar dengan suka rela, bukan dalam beban dan keterpaksaan.

That’s why, gue yang sadar diri ini mau banget ketemu belahan jiwa yang satu frekuensi. Seorang yang hanif (lurus, inget solat, gak nakal, sayang keluarga) dan punya keinginan untuk terus memperbaiki diri, berbakat untuk menjadi lebih baik. Kemudian kita berproses bersama, tumbuh bersama, saling berpegangan, saling merangkul, saling mengingatkan, berjalan bersama, berlari bersama, tanpa ada satu pihak merasa tertinggal hingga harus ngos-ngosan mengejar yang lain.

Itu mimpi gue. Harapan gue. Do'a gue.. :’)

Doain ya biar gue segera bertemu orang yang satu frekuensi ama gue, bukan secepatnya tapi seTEPATnya as soon as possible (sama aja, hahaa)

Well, selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia ! Merdeka itu adalah bebas menentukan pilihan, bebas berpendapat, bebas berekspresi asalkan semua dengan cara baik-baik gak ngajak ribut, gak pake emosi. Hehe, MERDEKA !!!



Cups Cum--

No comments:

Post a Comment