Tuesday, November 24, 2015

[RE-BLOG] Hari Kelahiran

Ada satu bagian terbaik dari buku teman saya yang super @prawitamutia di bagian kelahiran. Di salah satu adegan episode itu, seseorang memberikan ucapan atas kelahiran seseorang bukan ke seseorang tersebut, melainkan ke ibunya. Sebagai sebuah ucapan selamat karena telah berhasil melahirkan seseorang yang berharga di dunia ini. Seikat bunga diberikan kepada ibunya sebagai tanda ucapan terima kasih itu.

Kelahiran kita bahkan sering lupa kita syukuri dengan mengucapkan terima kasih ke orang tua kita karena telah melahirkan kita dan juga karena kita telah menjadi anaknya dan merekalah yang menjadi orang tua kita. Bukan orang lain, bukan pula kita lahir dari rahim yang lain.

Rasa syukur yang kadang-kadang kalah oleh gegap gempitanya harapan kita pada doa dari orang-orang yang kita harapkan, dari ramainya pesta yang diadakan, atau harapan pada kado-kado dari teman.

Kelahiran kita pun kadang lupa kita kaji ulang apakah kita hanya menambah beban bumi ini atau sebaliknya, kelahiran kita membaikan banyak keadaan. Apakah kita hanya memenuhi bumi dan ikut menjadi buih di lautan atau menjadi berarti.

Kadang kita lupa dan sibuk menyiapkan hal-hal tidak esensial seperti pesta ulang tahun, kejutan, atau hal-hal yang tidak berdampak besar bagi kebaikan kehidupan kita dan orang lain. Rasa syukur itu harus menjadi tindakan dan sebuah perubahan besar pada diri dan laku. Karena usaha kita untuk membuat diri kita berarti dan bermanfaat itu adalah usaha keseharian dan tidak perlu menunggu hari kelahiran untuk berbuat itu semua. 


Makassar, 22 November 2015 | ©kurniawangunadi

No comments:

Post a Comment