Saturday, October 17, 2015

[RE-BLOG] Cerpen : Pertemuan Jalan

Sudah lama ia menunggu hari ini, menunggu pertemuan. Meski pertemuan tidak pernah sanggup memastikan sebuah kebersamaan. Nyatanya, pertemuan mengobati rasa penasaran tentang kepastian. Ada banyak kepastian yang hanya bisa ditemukan dalam pertemuan, kan?

“Kamu tidak berubah?” ujarnya.
“Tidak ada yang berubah, kecuali waktu.” ujarku.
“Mengapa datang lagi?” tanyaku lebih lanjut.
“Karena tidak ada yang berubah,” jawabmu sambil tersenyum.

Kami berjalan menyusuri jalanan kota mejelang musim berganti. Daun-daun pepohonan berguguran, seperti waktu-waktu yang ternyata sudah begitu banyak terlewati. Angin menghembuskan ketenangan, melewat sela-sela jari dan pakaian yang aku kenakan. Dan kamu, kamu seperti biasa berjalan sambil sesekali memejamkan mata, melihat ke arah langit dengan mata terpejam dan menghirup nafas dalam-dalam. Tidak ada yang berubah.

“Mengapa tidak berubah?” tanyaku.
“Aku tidak punya sebab untuk mengubahnya. Kamu, mengapa masih di sini? Apa aku boleh terlalu percaya diri bahwa kamu menungguku?” aku melihatmu mengatakan kalimat itu tanpa beban. Aku tertawa.
“Aku tidak tahu, sepanjang waktu aku memahami bahwa manusia pasti berubah. Tapi aku percaya padamu bahwa perasaanmu ke seseorang itu tidak mudah berubah.” ujarku.
“Dan seseorang itu kamu.” katamu sambil berjalan.

Aku tersenyum mendengarnya. Ku kira menunggu adalah pekerjaan yang melelahkan untuk hal-hal seperti ini. Tapi menunggu untuk seseorang yang akan tetap datang tidak peduli aku masih di sini atau tidak, menjadi keyakinan tersendiri untukku.

“Kamu layak ditunggu.” ujarku.
“Dan kamu sangat layak diperjuangkan, terima kasih sudah percaya,” ujarnya.

Angin mengalir menghapus jejak kami. Kami tidak pernah menjalin hubungan khusus selain berteman. Dan benar kata seseorang bahwa tidak ada pertemanan yang murni antara laki-laki dan perempuan, salah satu atau mungkin keduanya akan tercipta perasaan. Bertahun lalu kami memutuskan untuk melepaskan hal ini dengan cara pergi ke jalan masing-masing. Hari ini, jalan itu kembali bertemu di simpang yang sama.
Yogyakarta, 14 Oktober 2015 | ©kurniawangunadi

No comments:

Post a Comment